Blog

/

Cerita HRIS: Definisi, Mengatasi, Serta Contoh Manajemen Konflik Karyawan

Cerita HRIS: Definisi, Mengatasi, Serta Contoh Manajemen Konflik Karyawan

Sakura System Solution 08 Jun 2024

Cerita HRIS: Definisi, Mengatasi, Serta Contoh Manajemen Konflik Karyawan

Konflik karyawan merupakan situasi yang bisa terjadi hampir di setiap perusahaan atau tempat kerja. Maka dari itu, penting bagi setiap tim HRD maupun pemilik usaha untuk memahami bagaimana cara memanajemen konflik karyawan tersebut agar tidak mengganggu produktivitas kerja.

Persoalan konflik karyawan ini bisa bermacam-macam bentuknya. Ada yang sumbernya berasal dari pribadi karyawan itu sendiri dan ada pula yang terjadi karena hubungan yang tidak selaras antara sesama karyawan maupun atasan.

Konflik karyawan yang tidak diselesaikan dengan benar tentunya dapat menyebabkan terganggunya produktivitas karyawan. Maka dari itu, tim HRD diharuskan selalu siap untuk mengatasi dan menyelesaikan persoalan tersebut dengan terlebih dahulu memahami bagaimana manajemen konflik karyawan yang tepat.

Maka dari itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai manajemen konflik karyawan, mulai dari definisi, contoh, dan cara mengatasinya. Mari masuk ke pembahasan.

Definisi Manajemen Konflik Karyawan

Untuk mendapatkan definisi yang jelas mengenai manajemen konflik karyawan, ada baiknya kita pahami bersama maksud dari masing-masing kata yang membentuknya. Kata yang dimaksud yaitu manajemen dan konflik.

Pertama, manajemen dapat diartikan secara sederhana sebagai tindakan untuk memimpin atau membimbing. Sementara itu, konflik sendiri dapat diartikan sebagai suatu pertentangan maksud atau pendapat antara perorangan maupun kelompok. Nah, dalam hal ini pertentangan yang dimaksud terjadi di antara para karyawan.

Perlu Anda ketahui, konflik karyawan ini biasanya terjadi karena adanya situasi yang kemudian menyebabkan kesalahpahaman persepsi pikiran maupun emosional. Umumnya, kesalahpahaman tersebut akan melahirkan perasaan-perasaan negatif di diri karyawan, seperti marah, sedih, takut, tidak percaya, dan penentangan.

Untuk lebih memperjelas dan mempertegas maksud dari adanya manajemen konflik karyawan, berikut ini kami rangkum pendapat dari dua ahli:

1. Farida

Menurut Farida, manajemen konflik dalam prosesnya selalu berhubungan dengan sikap menyerah, menarik diri, dominasi, negosiasi, dan intervensi pihak ketiga. Dalam hal ini, jika konflik  terjadi di suatu perusahaan, maka divisi HRD perlu ikut campur menyelesaikan konflik tersebut.

2. Howard Ros

Menurut Howard Ros, secara singkat, yang dimaksud dengan manajemen konflik adalah suatu upaya yang bisa dilakukan oleh para pihak yang berkonflik maupun dengan bantuan pihak ketiga dengan maksud untuk membuat penyelesaian yang mengarah kepada hal positif, ketenangan, dan permufakatan.

Contoh Kasus Konflik Karyawan dan Cara Mengatasinya

Untuk memudahkan Anda dalam memahami macam-macam potensi konflik karyawan yang bisa terjadi di tempat kerja, berikut ini kami rangkum beberapa contohnya, lengkap dengan cara penyelesaian yang bisa diterapkan.

1. Konflik Antar Karyawan

Jenis konflik pertama ini biasanya umum terjadi di hampir semua perusahaan atau tempat kerja, baik itu yang sifatnya konflik ringan maupun berat. Konflik ini juga bisa bersifat konfrontasi langsung maupun tidak langsung.

Sementara itu, konflik antar karyawan ini sendiri bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satu penyebabnya adalah adanya ketidaksamaan pendapat dalam memutuskan suatu hal tertentu. Selain itu, konflik tersebut juga bisa dipicu karena salah satu pihak merasa direndahkan oleh pihak lain.

Jika tidak ditangani secara tepat, konflik antar karyawan bisa menjadi masalah serius. Efeknya bisa berakibat terhadap produktivitas pekerjaan pihak-pihak yang terlibat. Pada akhirnya, konflik tersebut bisa menghambat laju perusahaan. Bahkan, jika konflik itu terus meluas dan dibiarkan begitu saja, maka hal itu bisa berpengaruh kepada rekan kerja lain yang awalnya tidak terlibat.

Dalam kondisi tersebut, tim HRD perlu turun tangan untuk ikut menyelesaikan konflik. Maka dari itu, manajemen konflik yang dapat HRD lakukan adalah dengan melakukan mediasi kepada karyawan yang terlibat masalah. Sebagai mediator, peran HRD diperlukan untuk memberikan solusi yang dapat diterima oleh semua pihak yang berkonflik.

2. Konflik Karyawan karena Ketidaksamaan Gaya Kerja

Jenis konflik lain yang biasanya terjadi di tempat kerja adalah adanya perbedaan mode dalam menyelesaikan pekerjaan. Konflik ini biasanya bisa terjadi antara karyawan dan atasan maupun antar sesama karyawan itu sendiri.

Jika seorang pimpinan atau manajer menginginkan pekerjaan diselesaikan dengan secepat-cepatnya, tetapi ternyata stafnya adalah tipe orang yang cenderung berhati-hati dan penuh pertimbangan, maka bisa dipastikan akan terjadi ketidaksinkronan yang apabila terus dibiarkan akan berujung pada konflik.

Jika konflik tersebut dibiarkan terus menerus, maka produktivitas dan hubungan antara keduanya akan semakin menurun. Bahkan, jika bawahan merasa tidak kuat lagi, maka ia bisa mengajukan surat resign ke HRD. Maka dari itu, perlu manajemen konflik karyawan yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut.

Nah, dalam hal inilah tim HRD harus lebih jeli lagi dalam menempatkan karyawan di divisi atau tim yang sesuai dengan gayanya dalam menyelesaikan pekerjaan. Dalam kasus di atas, orang dengan tipe banyak pertimbangan tidak seharusnya ditempatkan di divisi yang menuntutnya untuk terus menerus mengambil keputusan dengan cepat.

3. Konflik karena Pribadi Karyawan Itu Sendiri

Selain karena perbedaan gaya kerja dan ketidaksepahaman dengan karyawan lain, konflik di tempat kerja juga bisa disebabkan karena masalah personal karyawan itu sendiri. Konflik jenis ini sering ditemui di segala tempat kerja karena memang umumnya karyawan pasti punya persoalan pribadi masing-masing.

Dalam mengatasi konflik jenis ini, HRD harus lebih peka lagi. Hal itu karena konflik jenis ini melibatkan kehidupan pribadi karyawan itu sendiri.

Walaupun terkesan suka ikut campur, tim HRD sendiri juga dituntut untuk mengawasi kinerja dan pencapaian target kerja karyawan. Maka dari itu, perlu manajemen konflik yang tepat untuk bisa menyelesaikan persoalan tersebut.

Dalam tahap awal, untuk mendeteksi apakah pribadi karyawan sedang bermasalah atau tidak, hal itu bisa dilihat dari ada tidaknya perubahan perilaku. Apabila selama ini karyawan itu selalu rajin datang tepat waktu, tetapi kemudian akhir-akhir ini sering terlambat kerja atau bahkan izin, maka hal itu bisa dijadikan sebagai indikator.

Setelah mengamati adanya perubahan perilaku tersebut, tim HRD dapat melakukan upaya lanjutan dengan memanggil karyawan tersebut ke ruang HRD. Setelah karyawan tersebut datang menghadap, tim HRD dapat melakukan upaya konseling untuk membantu menjelaskan situasi yang dihadapi karyawan.

Dalam proses tersebut, HRD pun dapat menjelaskan pandangan dan penilaiannya terhadap perubahan sikap karyawan. Dengan mengetahui bahwa kinerjanya sedang diawasi oleh tim HRD, diharapkan karyawan bisa kembali mengubah sikapnya seperti semula, yaitu datang tepat waktu sesuai jam kantor.

Konklusi

Berdasarkan pada pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik karyawan tergantung dari jenis konflik yang terjadi. Dalam hal ini, setidaknya ada tiga macam konflik yang umumnya terjadi di tempat kerja, yaitu konflik antar karyawan, konflik karena perbedaan model kerja, dan konflik yang timbul karena pribadi karyawan itu sendiri.

Akan tetapi, jika Anda atau divisi HRD merasa kerepotan dan kewalahan untuk mengurus penilaian, administrasi kinerja, atau bahkan evaluasi dan penanganan manajemen konflik karyawan, maka tidak ada salahnya untuk menggunakan bantuan teknologi berupa Software HRIS (human resource information system).

Dalam hal ini, Sakura System dapat menjadi solusi atas persoalan tersebut dengan layanan SPISy yang merupakan software HRIS dan Payroll terbaik yang dapat membantu kinerja tim HRD dalam melakukan rekrutmen pekerja, pemetaan kompetensi, evaluasi kinerja, dan penilaian jenjang karier. Dengan menggunakan software SPISy kinerja HRD akan lebih efisien, efektif serta dapat menghemat anggaran perusahaan. 

© 2024 PT Sakura System Solutions. All rights reserved.